Senin, 25 Juni 2012

Perencanaan Pendidikan untuk Pembangunan


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam era globalisasi, pengeluaran pelbagai komponen untuk sesuatu barang dihasilkan di banyak lokasi dan negara. Walau bagaimanapun,disepadukan dalam satu rangkaian pengeluaran yang berhierarki dengan Multinational. Companies (MNC) memainkan peranan besar. Negara maju pula menjadi pusat operasi MNC. Kegiatan yang dijalankan di ibu pejabat syarikat MNC di negara maju ialah pengurusan keuangan, penyelidikan, pembangunan serta inovasi.
Hubungan antara negara dalam urusan niaga perdagangan dan pengaliran modal telah lama wujud, yaitu melalui proses pengantar bangsa ekonomi. Dalam ekonomi antara bangsa ini, perdagangan, pengaliran modal dan migrasi antara bangsa merupakan alat pengukurnya.
Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau dengan memperhatikan penduduk miskin, melalui peningkatan pelayanan pendidikan prasekolah dalam rangka meningkatkan tumbuh kembang anak dan meningkatkan kesiapan anak untuk mengikuti pendidikan persekolahan, pelaksanaan program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun sebagai kelanjutan Wajib Belajar 9 Tahun, dan peningkatan pelayanan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, serta pemenuhan kebutuhan belajar dan perbaikan tingkat, melalui penyediaan pelayanan yang merata dan berkeadilan terhadap pendidikan berkelanjutan, yang didukung oleh penyediaan informasi pendidikan yang akurat dan tepat waktu, serta pemantapan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan untuk semua dan sepanjang hayat.
Dalam rangka memperkuat daya saing global, kebijakan industri  perlu diintegrasikan dengan kebijakan perdagangan dan investasi karena kepentingannya yang saling terkait. Kepentingan kebijakan perdagangan adalah memperkuat sistem perdagangan dalam negeri yang kuat dan efisien, memperkuat posisi nasional dalam berbagai perdagangan global dan regional, pengembangan citra produk nasional yang berkualitas internasional, dan perkuatan sistem distribusi yang menjamin efisiensi sekaligus integrasi pasar domestik dengan pasar global.
Bersamaan dengan proses globalisasi yang terjadi di dunia, di Indonesia pun sedang terjadi proses perubahan yang besar. Untuk kepentingan pembahasan ini ada dua pola perubahan yang sedang terjadi, yang meskipun berbeda (distinct) keduanya berkaitan dan bahkan dapat dikatakan yang satu mencerminkan yang lainnya, atau keduanya adalah sisi-sisi dari fenomena yang sama.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah proses Dimensi Konsep Globalisasi dan Ekonomi?
2.      Bagaimanakah Perancangan Pendidikan di era Globalisasi dan Ekonomi di Indonesia?
3.      Bagaimanakah  cara meningkatkan laju pertumbuhan Ekonomi?
4.      Bagaimana keadaan Ekonomi di Indonesia?
5.      Apa kebijakan dari Ekonomi Industri di Indonesia?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui bagaimana proses Dimensi Konsep Globalisasi dan Ekonomi.
2.      Mengetahui bagaimana upaya Pemerintah dalam Perancangan Pendidikan di Indonesia.
3.      Mengetahui cara meningkatkan laju pertumbuhan Ekonomi.
4.      Mengetahui keadaan Ekonomi di Indonesia.
5.      Mengetahui kebijakan yang di buat Pemerintah dalam dunia Industri dan Ekonomi di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dimensi Konsep Globalisasi dan Ekonomi
Terdapat pelbagai tafsiran tentang konsep globalisasi dan ekonomi berdasarkan perspektif yang berbeda. Menurut Ishak Shaari (2000), globalisasi ialah satu fenomena multidimensi yang meliputi ekonomi, politik, ideologi dan budaya. Sementara ahli ekonomi melihat globalisasi sebagai satu proses perubahan pentingdalam ekonomi global termasuk aktiviti pengeluaran, pengaliran modal dan keuangan. Proses ini telah menjadikan negara dan masyarakat di seluruh dunia mengalami satu proses transformasi yang amat besar dalam usaha untuk menangani proses penempatan masa dan ruang. Ekonomi di dunia bukan saja menjadi semakin berintegrasi tetapi terpaksa berhadapan dengan keadaan yang semakin tidak menentu.
Pelbagai dimensi konsep globalisasi
No
Kategori
Proses utama
1
Globalisasi keuangan dan pemilikan modal
Deregulasi pasaran keuangan; mobiliti modal pada peringkat antar bangsa; peningkatan gabungan dan
pengambilalihan firma; pemilikan saham secara global yang masih pada peringkat awal.
2
Globalisasi pasaran dan strategi,
terutama dalam menangani persaingan
Pengintegrasian aktiviti perniagaan pada peringkat dunia; penumbuhan kegiatan berintegrasi di luar negara (termasuk dalam kegiatan penyelidikan dan pembiayaan);
Pengenalpastian sumber input pada peringkat global.
3
Globalisasi teknologi
Teknologi menjadi pendorong utama proses globalisasi;
perkembangan teknologi maklumat dan komunikasi
menggalakkan rangkaian global dalam sebuah firma; dan
antara firma yang berlainan; globalisasi sebagai proses
memperluaskan sistem pengeluaran bersifat luwes.
4
Globalisasi cara kehidupan dan pola penggunaan; globalisasi budaya
Perpindahan dan pengukuhan cara hidup dominan penyeragaman pola penggunaan; peranan media; transformasi budaya; peraturan GATT dikenakan kepada
pengaliran budaya.
5
Globalisasi keupayaan Peranan mengawal dan governans
Peranan pemerintah dikurangkan; percobaan untuk mengubah peraturan dan institusi baru bagi tujuan
governans pada peringkat global.
6
Globalisasi sebagai penyatuan politik dunia
Analisis berteraskan negara mengenai integrasi masyarakat dunia ke dalam satu sistem ekonomi dan politik global yang diketuai oleh satu kuasa utama.
7
Globalisasi persepsi dan kesedaran
Proses sosiobudaya yang berteraskan ‘Satu Dunia’,pergerakan ‘globalist’, warganegara dunia.


Hubungan antara negara dalam urusan niaga perdagangan dan pengaliran modal telah lama wujud, yaitu melalui proses pengantar bangsa ekonomi. Dalam ekonomiantarabangsa ini, perdagangan, pengaliran modal dan migrasi antara bangsa merupakan alat pengukurnya.
Dalam era globalisasi, pengeluaran pelbagai komponenuntuk sesuatu barang dihasilkan di banyak lokasi dan negara. Walau bagaimanapun,disepadukan dalam satu rangkaian pengeluaran yang berhierarki dengan Multinational. Companies (MNC) memainkan peranan besar. Negara maju pula menjadi pusatoperasi MNC. Kegiatan yang dijalankan di ibu pejabat syarikat MNC di negara maju ialah pengurusan keuangan, penyelidikan, pembangunan serta inovasi.
Secara tidaklangsung, buruh mahir digunakan di negara maju dan buruh tidak mahir digunakandi negara sedang membangun. Penentuan lokasi pengeluaran ditentukan oleh faktorseperti kos buruh dan kadar cukai terendah, serta di mana wujudnya kelonggarandalam pelaksanaan undang–undang pengawalan pencemaran alam sekitar. Hakikat bahwa perdagangan di peringkat global ini telah didominasi oleh MNCpenting untuk difahami oleh masyarakat Indonesia bagi menangani cabaran globalisasi.
Menurut Pertumbuhan Kerjasama Ekonomi Dan Pembangunan(OECD, 1996) pula, ekonomi adalah pengeluaran, penggunaan dan tagihanpengetahuan dalam semua aktiviti ekonomi yang membolehkan organisasi sangat kecildan sederhana, usahawan dan kerajaan menggunakan sumber semula jadi yang terhadap secara efisien. Kebanyakan individu mengaitkan ekonomi dengan industriberteknologi tinggi seperti telekomunikasi dan perkhidmatan keuangan. MenurutOECD (1996) lagi, teknologi maklumat dan telekomunikasi (ICT) menjadi fasilitatorkepada pengwujudan masyarakat berilmu dan bermotivasi.
Dua elemen penting dalam kegiatan ekonomi ialah modal manusia dan infrastruktur ICT. Modal manusia merangkumi guna tenaga berkemahiran dan berkeupayaan dalampembangunan dan penyelidikan. Ini jelas dilihat daripada kejayaan yang dinikmatioleh negara–negara industri seperti Jerman, Finland, Sweden, Amerika Syarikat dan Jepang telah didukung oleh kekukuhan elemen modal manusia dan infrastruktur ICT.
B.     Perancangan  Sumber Daya Manusia yang Berkualitas
Dalam konteks peralihan ke arah kegiatan ekonomi, adalah penting bagi bakal graduan Indonesia dilatih untuk menjadi pekerja berpengetahuan (knowledge workers). MultimediaDevelopment Corporation (MDC, 1999), mentakrifkan pekerja berpengetahuan sebagaiindividu yang mempunyai salah satu daripada kelayakan berikut:
a)    Lima tahun atau lebih pengalaman profesional dalam multimedia atau Teknologi (IT)
b)   Ijazah Sarjana Muda atau Diploma dalam mana disiplin dan dengan duatahun atau lebih pengalaman profesional dalam multimedia atau IT
c)    Ijazah Sarjana atau yang lebih tinggi.
Kesimpulannya, kelayakan akademik merupakan salah satu ciri kegiatan pekerja disamping syarat–syarat tambahan seperti pengalaman, kemahiran dan kreativitikhususnya dalam aplikasi teknologi dan komunikasi serta berinovasi.      
C.    Upaya Pengembangan Pendidikan dan Ekonomi di era Globalisasi
1.       Terselenggaranya Pembangunan Mutu Modal Manusia
a.              Pembangunan SDM memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan Masyarakat yang sejahtera, maju dan mandiri sehingga mampu mengelola sumberdaya alam daerah. Dalam kaitan itu, pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan kualitas SDM yang disesuaikan dengan potensi daerah.
b.              Penurunan laju pertumbuhan Penduduk diarahkan pada peningkatan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan efektif menuju terbentuknya keluarga yang berkualitas serta  Penataan administrasi kependudukan untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.
c.              Pembangunan pendidikan  dan kesehatan merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas dan potensi SDM dan perannya sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menurunkan tingkat kemiskinan, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berlandaskan pada norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat  tanpa diskriminasi.
d.             Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau dengan memperhatikan penduduk miskin, melalui peningkatan pelayanan pendidikan prasekolah dalam rangka meningkatkan tumbuh kembang anak dan meningkatkan kesiapan anak untuk mengikuti pendidikan persekolahan, pelaksanaan program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun sebagai kelanjutan Wajib Belajar 9 Tahun, dan peningkatan pelayanan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, serta pemenuhan kebutuhan belajar dan perbaikan tingkat, melalui penyediaan pelayanan yang merata dan berkeadilan terhadap pendidikan berkelanjutan, yang didukung oleh penyediaan informasi pendidikan yang akurat dan tepat waktu, serta pemantapan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan untuk semua dan sepanjang hayat.
e.              Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dan pelatihan yang mampu merespon globalisasi dan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah dalam rangka meningkatkan daya saing, melalui pengembangan kurikulum pendidikan yang dapat melayani keberagaman peserta didik, jenis, dan jalur pendidikan, serta kebutuhan pasar kerja dan pembangunan wilayah, peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, penyediaan sarana pendidikan yang bermutu, peningkatan pengabdian pada masyarakat.
f.               Pengembangan minat dan gemar membaca guna membangun masyarakat pembelajar dan kritis demi terwujudnya bangsa yang cerdas dan maju.
g.              Peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat dengan memberikan perhatian khusus bagi anak, remaja, pemuda, perempuan, keluarga serta masyarakat miskin dan diberbagai bidang kehidupan dan pembangunan, dengan didukung oleh sistem hukum dan perlindungan sosial  yang responsif terhadap kebutuhan. Peningkatan akses dan partisipasi pembudayaan dan peningkatan prestasi olahraga serta berprinsip pada kesetaraan dan keadilan gender.
h.              Peningkatan kualitas tenaga kerja  melalui perubahan orientasi pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan bagi program program pelatihan yang strategis, untuk mencapai efektivitas  SDM, dan memenuhi struktur kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan oleh lapangan kerja yang berorientasi pada potensi daerah.
i.                Penyediaan tenaga kerja trampil dan profesional melalui penyetaraan kualitas baku standar kompetensi tenaga kerja, untuk memenuhi sistem standar sertifikasi international dalam era global.
j.                Peningkatan kualitas kehidupan dan kerukunan hidup intern dan antar ummat  beragama, menuju terwujudnya manusia yang berahlak mulia, melalui peningkatan pelayanan termasuk pemberi fasilitas kemudahan umat dalam menjalankkan ibadahnya, peningkatan kualitas pendidikan agama, dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan agama.
k.              Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi pembangunan sumberdaya manusia, yang didukung oleh partisipasi aktif masyarakat, kerangka peraturan   untuk mendorong pengelolaan pembangunan sumberdaya manusia yang menerapkan prinsip-prinsip dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi, melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan dan pengawasaannya, serta dengan menerapkan sistem pembiayaan yang berprinsip pada pemerataan dan keadlian.



2.       Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan
Tingkat kemajuan daerah Kabupaten Tolitoli dapat dinilai berdasarkan berbagai ukuran perkembangan ekonomi, yang tercermin pada tingkat pendapatan dan pembagiannya. Kemajuan tersebut dapat dicapai melalui:
a.               Perekonomian dikembangkan dengan mekanisme pasar yang berdasarkan persaingan sehat dan memperhatikan nilai-nilai keadilan serta kepentingan sosial sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat dengan mengembangkan produk lokal.
b.                          Peranan pemerintah yang efektif dan optimal sebagai fasilitator sekaligus katalisator pembangunan diupayakan di dalam berbagai tingkat, guna menjaga berlangsungnya mekanisme pasar melalui pengembangan institusi pasar sesuai dinamika kebutuhan, pengembangan kerangka regulasi yang non diskriminasi, serta perbaikan fasilitas subsidi dan intensif yang dapat sasaran, baik dari segi jangka waktu maupun kelompok penerima dengan mekanisme transparan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan publik sekaligus menjamin terciptanya iklim usaha yang berdasar persaingan secara sehat pada setiap segmen perekonomian.
c.            Daya saing perekonomian perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan dengan bertumpu pada peningkatan produktivitas dan inovasi yang dikelola secara berkelanjutan melalui kontinuitas perbaikan kemampuan sumberdaya manusia, terciptanya penguasaan dan penerapan teknologi, serta dukungan stabilitas ekonomi dan penyediaan infrastruktur fisik dan ekonomi yang seluruhnya diarahkan bagi terwujudnya keunggulan kompetetif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris yang disesuaikan dengan kompetensi dan keunggulan di setiap daerah, baik pada sektor pertanian dalam arti luas, kelautan, pertambangan, pariwisata, maupun pada sektor industri dan jasa.
d.           Kebijakan industri dikelola dengan pengembangan jaringan rumpun industri yang sehat dan kompetitif melalui perkuatan fondasi ekonomi mikro secara terarah dengan pola kebijakan yang tidak distorsi terhadap mekanisme pasar seperti antara lain penyediaan infrastruktur fisik, ekonomi dan teknologi yang responsif. Selanjutnya pengembangan jaringan rumpun industri perlu didorong untuk membuka akses yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi kompetensi lokal untuk dan regional.
e.            Dalam rangka memperkuat daya saing global, kebijakan industri  perlu diintegrasikan dengan kebijakan perdagangan dan investasi karena kepentingannya yang saling terkait. Kepentingan kebijakan perdagangan adalah memperkuat sistem perdagangan dalam negeri yang kuat dan efisien, memperkuat posisi nasional dalam berbagai perdagangan global dan regional, pengembangan citra produk nasional yang berkualitas internasional, dan perkuatan sistem distribusi yang menjamin efisiensi sekaligus integrasi pasar domestik dengan pasar global.
Sementara itu kepentingan investasi adalah untuk menggairahkan iklim usaha melalui kemudahan berbagai regulasi terkait serta pengembangan berbagai paket insentif yang dirumuskan secara efektif dan selaras dengan arah peningkatan daya saing dan produk-produk industri.
f.                                    Dalam rangka memperbesar sekaligus memperkuat basis produksi secara nasional, proses industrialisasi perlu mendorong peningkatan nilai tambah kegiatan sektor primer terutama sektor pertanian dalam arti luas, kelautan dan pertambangan agar mampu bersaing di pasar lokal dan internasional. Kepentingan ini menduduki peranan yang strategis karena berkenaan dengan kehidupan dan penghidupan sebagian besar masyarakat, berkaitan erat dengan perkuatan ketahanan pangan secara nasional, merupakan sumberdaya alam, serta memiliki rantai keterkaitan nilai tambah yang besar di masa yangakan datang.
g.            Pengembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk berkembang menjadi pelaku, ekonomi yang berkeunggulan kompetitif melalui perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi. Pengembangan UKM menjadi bagian integral di dalam perubahan struktur yang sejalan dengan modernisasi agribisnis dan agroindustri, khususnya yang mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis produksi dan daya saing industri, antara lain melalui pola pengembangan klaster, percepatan alih teknologi, dan peningkatan kualitas SDM.
Sementara itu, pengembangan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan. Koperasi berkembang semakin luas menjadi wahana yang efektif dalam menciptakan efisiensi kolektif para anggota koperasi.
h.            Ketahanan pangan diperkuat dengan meningkatkan ketersediaan pangan, menjaga stabilitas penyediaan bahan pangan, serta meningkatkan akses rumah tangga untuk memperoleh pangan. Dalam kaitan itu ditingkatkan produksi pangan multi komoditas dari dalam negeri berdasarkan keungggulan komparatif dan kompetitifnya, efektivitas dan efisiensi distribusi pangan, akses masyarakat terhadap bahan pengan, kemampuan penyediaan pangan, kemampuan penyediaan cadangan pangan, pengetahuan masyarakat tentang pengadaan gizi.
D.    Peran Perencanaan Pendidikan dan Ekonomi di Indonesia
Bersamaan dengan proses globalisasi yang terjadi di dunia, di Indonesia pun sedang terjadi proses perubahan yang besar. Untuk kepentingan pembahasan ini ada dua pola perubahan yang sedang terjadi, yang meskipun berbeda (distinct) keduanya berkaitan dan bahkan dapat dikatakan yang satu mencerminkan yang lainnya, atau keduanya adalah sisi-sisi dari fenomena yang sama.
Pertama, proses transformasi struktural dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dan dari ekonomi agraris ke ekonomi industri. Proses perubahan ini atau proses modernisasi ini, merupakan wujud nyata dari pembangunan ekonomi yang telah menampakkan kemajuan nyata karena bersamaan dengan proses itu telah terjadi peningkatan kesejahteraaan yang dihasilkan oleh peningkatan produktivitas perekonomian secara keseluruhan. Kedua, proses transformasi dari sistem ekonomi yang didominasi oleh pemerintah ke arah sistem ekonomi pasar, yang masyarakatnya makin berperan sebagai pelaku utama pembangunan. Proses perubahan ini menghasilkan efisiensi perekonomian nasional, meningkatkan daya saing dan dengan demikian mendorong peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat.
Kedua proses internal tersebut didorong dan dipengaruhi oleh proses eksternal tadi, yaitu proses globalisasi perekonomian dunia, dengan dua ciri dan faktor pendorongnya yaitu perdagangan bebas dan kemajuan teknologi. Kualitas sumber daya manusia (SDM) kita makin meningkat. Ini akan terlihat dari angkatan kerja yang makin terdidik, yakni sebagian terbesar sudah berpendidikan 9 tahun dan bahkan 12 tahun ditambah pengetahuan keterampilan. Kualitas SDM itu juga akan tercermin pada derajat kesehatan yang makin baik. Umur harapan hidup meningkat dengan sekurangkurangnya 8 tahun sehingga menjadi 71 tahun.
Keadaan kesehatan dan gizi masyarakat sebagai sumber pokok produktivitas SDM (di samping pendidikan), sudah akan makin membaik. Peran tenaga profesional, teknisi, dan ketatalaksanaan akan meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita. Begitu pula, peran tenaga kerja dengan upah tetap akan meningkat. Dengan kata lain, peran sektor formal dalam penciptaan lapangan kerja dan usaha makin meningkat pula.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulannya, kelayakan akademik merupakan salah satu ciri kegiatan pekerja disamping syarat–syarat tambahan seperti pengalaman, kemahiran dan kreativiti khususnya dalam aplikasi teknologi dan komunikasi serta berinovasi.   Penyediaan tenaga kerja trampil dan profesional melalui penyetaraan kualitas baku standar kompetensi tenaga kerja, untuk memenuhi sistem standar sertifikasi international dalam era global.
Pengembangan usaha mikro menjadi pilihan strategis untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan. Koperasi berkembang semakin luas menjadi wahana yang efektif dalam menciptakan efisiensi kolektif para anggota koperasi.
Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dan pelatihan yang mampu merespon globalisasi dan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah dalam rangka meningkatkan daya saing, melalui pengembangan kurikulum pendidikan yang dapat melayani keberagaman peserta didik, jenis, dan jalur pendidikan, serta kebutuhan pasar kerja dan pembangunan wilayah, peningkatan kualitas dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, penyediaan sarana pendidikan yang bermutu, peningkatan pengabdian pada masyarakat.

B.     Saran
Mewujudkan Masyarakat yang sejahtera, maju dan mandiri sehingga mampu mengelola sumberdaya alam daerah. Dalam kaitan itu, pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan kualitas SDM yang disesuaikan dengan potensi daerah.
Menjadikan Program Wajib Belajar Pendidikan 12 Tahun sebagai kelanjutan Wajib Belajar 9 Tahun, dan peningkatan pelayanan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi, serta pemenuhan kebutuhan belajar dan perbaikan tingkat, melalui penyediaan pelayanan yang merata dan berkeadilan terhadap pendidikan berkelanjutan, yang didukung oleh penyediaan informasi pendidikan yang akurat dan tepat waktu, serta pemantapan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan untuk semua dan sepanjang hayat.

















DAFTAR PUSTAKA

Berita Harian (23 Januari 2001). Sri KL Sekolah Bestari Swasta Pertama. Hlm. 4.
Hasnah Ali. 2000. Komunikasi Dan Teknologi Maklumat (ICT) Dan Pembangunan. Ekonomi. Prosiding Seminar
Tahunan Jabatan ekonomi Pembangunan. hlm 189-206.
OCED. 1996. The Knowledge Economy: Science, Technology and Industry Outlook. Paris: OECD.
Tantangan Pembangunan Ekonomi dalam Era Globalisasi Abad ke-21.UNSADA, Jakarta, 2 Juli 1996.






Pendidikan Sebagai Ilmu dan Sebagai Sistem


PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SEBAGAI SISTEM

A.                Pendidikan Sebagai Ilmu
Menurut Driyarkara, pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. Kita dapat mengatakan, bahwa di mana ada kehidupan manusia, bagaimanapun juga di situ pasti ada pendidikan (Dwi Siswoyo, 2008: 28). Sedangkan menurut Soedomo, satu hal yang menjadi jelas dan apa yang disebut pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki manusia.
Teori pendidikan menurut Ernest E. Bayles, adalah berkenaan tidak hanya dengan apa yang ada, tetapi bahkan banyak juga dengan apa yang harus ada. Sebagai teori yang dikembangkan secara sadar dalam kaitannya dengan upaya pendidikan, maka teori pendidikan memiliki keunikan tersendiri apabila dibandingkan dengan teori penjelas yang memandang pendidikan semata-mata sebagai gejala atau sebagai fenomena atau sebagai fakta.
Berikut ini adalah pendapat sejumlah ahli tentang apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan:
1.      Menurut M. J. Langeveld (1955), paedagogiek(ilmu mendidik atau ilmu pendidikan) adalah suatu ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untukmengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak.
2.      Menurut S. Brodjonagoro (1966: 35), ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendididkan.
3.      Menurut Cater V. Good (1945: 36), ilmu pendidikan adalah suatu bangunana pengetahuan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif, objek dan proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan hipotessis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental.
4.      Menurut Imam Barnadib (1987: 7), ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak.
5.      Menurut Driyarkara (1980: 66-67), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah (pemikiran yang bersifat kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas yang kita sebut pendidikan.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.      Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yyang luas dan integrative.
2.      Fenomena pendidikan ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada manusia (gejala yang universal), dalam perspektif yang luas, melainka juga sekaligus merupakan upaya untuk memanusiakan menusia agar menjadi sebenar-benarnya manusia(insane), yang hal ini secara integrative diperlukan menggunakan berbagai kajian tentang pendidikan (kajian historis, filosofis, psikologis, dan sosiologis).
3.      Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktivitas pendidikan (mendidik dan dididik) dan pemikiran yang sistematik tentang pendidikan.

1.      Persyaratan Pendidikan sebagai Ilmu
Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu disiplin ilmu, bila dipenuhi setidak-tidaknya tiga syarat, yaitu:
a.       Memiliki objek studi (objek material dan objek formal)
b.      Memiliki sistematika
c.       Memiliki metode
Yang menjadi objek material ilmu pendidika adalah perilaku manusia. Objek formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.
Secara teoritik sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga segi tinjauan, yaitu:
a.       Melihat pendidikan sebagai gejala yang manusiawi
b.      Dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar
c.       Dengan melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio-budaya di masa depan
Sistematika yang pertama, pendidian sebagai gejala, dapat dianalisis dan proses atau situasi pendidikan, yaitu adanya komponen-komponen pendidikan yang secara terpadu saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dalam mencapai tujuan. Komponene-komponen pendidikan itu adalah:
a.       Tujuan Pendidikan
b.      Peserta didik
c.       Pendidik
d.      Isi Pendidikan
e.       Metode Pendidikan
f.       Alat Pendidikan
g.      Lingkungan Pendidikan
Sistematika yang kedua, pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Sistematika yang kedua ini menurut Noeng Muhadjir (1987: 19-37) bertolak dan fungsi pendidikan, yaitu:
a.       Menumbuhkan kreatifitas peserta didik (pendidikan kreatifitas)
b.      Menjaga lestarinya nilai-nilai insane dan nilai-nilai ilahi (pendidikan moralitas)
c.       Menyiapkan tenaga kerja produktif (pendidikan produktifitas)
Sistematika yang ketiga melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi sekaligus sebagai upaya sadar dengan mengantisipasi konteks perkembangan sosio-budaya di masa depan. Sehubungan dengan ini Mochtar Buchori (1994: 81-86) ilmu pendidiakn memiliki tiga dimensi yang dapat kita bedakan sebagai sistematika ilmu pendidikan, yaitu:
a.       Dimensi lingkungan pendidikan
b.      Dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan
c.       Dimensi waktu dan ruang
Selanjutnya syarat ketiga bagi disiplin ilmu, yaitu memiliki metode. Dalam arti kata sesungguhnya, maka metode adalah cara atau jalan. Metode-metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut (Soedomo, 1990: 46-47; Mub, Said, 1989):
a.       Metode Normatif
Metode berkenaan dengan konsep manusia yang diideaalkan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Metode ini juga menjawab pertanyyan yang berkenaan denga masalah nilai baik dan nilai buruk.
b.      Metode Eksplanatori
Metode ini bersangkut paut dengan  pertanyaan tentang kondisi dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.
c.       Metode Teknologis
Metode ini mempunyai fungsi untuk menungkapkan bagaimana melakukannya dalam rangka menuju keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan.
d.      Metode Deskriptif-Fenomenologis
Metode ini mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki.
e.       Metode Hermeneutis
Metode ini untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna, struktur dan kegiatan pendidikan.
f.       Metode Analisis Kritis (Filosofis)
Metode ini menganalisis secara kritis tentang istilah-istilah, pernyataan-pernyataan, konsep-konsep dan teori-teori yang ada atanu digunakan dalam pendidikan. Syarat lain bagi disiplin ilmu pendidikan adalahmemiliki evidensi empiris, yaitu adanya kesesuaian (korespondensi) antara konsepsi teoritisnya dengan permasalahan-permasalahan dalam praktek sehingga di samping dapat menjelaskan kasus-kasus yang timbul, juga sekaligus dapat mendukung diaplikasikannya dalam menjawab permasalahan pendidikan di lapangan, dalam lingkup kajian ilmu pendidikan.

2.      Sifat-sifat Ilmu Pendidikan
Pendidikan sebagai ilmu bersifat empiris, rokhaniah, normative, historis, teoritis, dan praktis (Sutari Imam Barnadib, 1984: 15-19).
Ilmu pendidikan bersifat empiris karena objeknya dijumpai dalam dunia pengalaman. Ilmu pendidikan bersifat rokhaniah, karena situasi pendidikan berdasar atas tujuan manusia tidak membiarkan peserta didik kepada keadaan alamnya, melainkan memandangnya sebagai makhluk susila dan ingin membawanya kea rah manusia susila yang berbudaya.
Ilmu pendidiakn bersifat normative, karena berdasar atas pemilihan antara yang baik dan buruk untuk peserta didik pada khususnya dan manusia pada umumnya. Ilmu pendidiakn bersifat historis, karena memberikan uraian teoritis tentang system-sistem pendidikan sepanjang jaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan dan filsafat yang bepengaruh pada jaman-jaman tertentu.
Ilmu pendidikan bersifat teoritis, karena memberikan pemikiran yang tersusun secara teratur dan logis tentang masalah-masalah dan ketentuan-ketentuan pendidikan. Ilmu pendidikan juga bersifat praktis, karena memberika pemikiran tentang masalah dan ketentuan-ketentuan pendidikan yang langsung ditujukan kepada perbuatan mendidik.

3.      Pengembangan Pendidikan
Secara hierarkhis ilmu pendidiakan memiliki dasar sekaligus juga sebagai sumbernya, yakni filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan dan ilmu pendidikan, oleh Brubacher (1962: 18) dipandang sebagai “complementary disciplines”. Namun dalam pengambangan ilmu pendidikan, di samping berdasar pada dan bersumber dari filsafat pendidikan, juga dapat diperkaya dengan mengkaji fondasi-fondasi pendidikan. Uraian berikut ini akan menyajikan apa fondasi-fondasi pendidikan itu. Fondasi-fondasi pendidikan adalah studi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pancarian kebijakan-kebijakan dan praktik-praktik pendidikan yang berharga dan efektif. Prinsip-prinsip itu adalah dasar untuk dibangunnya rumah pendidikan. Jika dasar itu adalah substansial, sandaran dan struktur iu kemungkinan akan kuat, dan sebaliknya (Standard W. Reitman, 1977: 10).